Jumat, 12 Oktober 2012

EKARISTI

MENGHAYATI MAKNA UNSUR-UNSUR PERAYAAN EKARISTI


Oleh R Edy Ambar R



1.    PENDAHULUAN
      Setiap kali kita merayakan Ekaristi mungkin ada diantara kita yang berpikir ini adalah sebuah kewajiban karena saya orang Katolik harus ke gereja setiap Minggu. Apakah anda juga berpikir demikian ? Sebagian besar orang Katolik akrab dengan Misa. Selain menghadiri Misa hari Minggu dan Hari Raya, banyak orang Katolik juga menghadiri Misa pada hari-hari biasa. Mereka menghadiri upacara pernikahan, pembaptisan, penguatan yang semuanya ada dalam konteks Misa. Mengapa perayaan Misa begitu sentral? Untuk apa mereka mera-yakan Misa? Misa dikenal dengan nama lain seperti Ekaristi, Liturgi atau Liturgi Ekaristi. Ekaristi berasal dari bahasa Yunani Eucharistia yang artinya syukur. Kepercayaan kepada Allah yang melakukan pekerjaan besar bagi kita dan yang selalu setia menyertai kita dalam hidup sehari-hari, menjadi alasan pokok dan utama bagi orang Kristen untuk bersyukur kepada-Nya. Bersyukur kepada Allah tentu dapat dilakukan secara pribadi, namun iman Katolik bukan hanya iman perseorangan melainkan iman dalam satu kesatuan dalam Gereja. Itulah sebabnya mengapa Gereja sebagai satu kesatuan berkumpul untuk merayakan Ekaristi. Mereka berkumpul untuk bersyukur dan memuji Allah atas segala kebaikan-Nya. Untuk sampai pada penghayatan ini memang tidak mudah, perlu perjuangan batin yang kontinyu untuk setiap saat menghidupi iman kita, menyirami rohani kita agar tumbuh subur dan tidak mati.
      Dalam tulisan singkat saya ini anda diajak untuk merenungkan makna terdalam setiap unsur dalam perayaan Ekaristi. Tulisan saya persembahkan dalam rangka Perayaan Paskah 2006.  Semoga dengan tulisan saya ini anda terbantu untuk sampai pada penghayatan bahwa “mengikuti misa kudus adalah kebutuhan”
Tuhan memberkati .

2.    MAKNA SIMBOL
Mungkin pada saat kita mengikuti perayaan Ekaristi kita melakukan setiap aktivitas dalam misa mungkin menganggap hal biasa tidak ada maksudnya apapun dan akhirnya misa menjadi suatu rutinitas belaka yang tak berarti. Ternyata setiap unsur dalam perayaan Ekaristi memilki makna yang mendalam. Sebagai contoh tentang sikap tubuh selama misa.
Dalam mengikuti perayaan ekaristi ada 3 sikap tubuh yang utama:
  1. Berdiri berarti menunjukkan kesiapsiagaan, siap diutus, siap menerima dan siap berkarya.
  2. Duduk, ini adalah sikap rileks, istirahat. Sikap yang cocok untuk berefleksi dan merenung.
  3. Berlutut , menunjukkan sikap rendah hati, sujud menyembah, dan tobat.
Sikap tubuh mengungkapkan isi hati kita. Begitu pentingnya sikap tubuh ini, karena bias berakibat sebaliknya mempengaruhi sikap hati kita.
Inilah sebagian makna simbol yang ada dalam perayaan ekaristi.
Simbol tidak sama dengan yang disimbolkan tetapi menggambarkan yang disimbolakan. Dalam perayaan Ekaristi kaya dengan simbol tetapi tidak semua merupakan simbol ada yang menjadi tanda dan sarana keselamatan. Itulah Sakramen Maha Kudus tubuh Kristus sendiri. Hosti bukan sekedar simbol tetapi lebih dari simbol. Itu adalah roti yang diubah menjadi tubuh Kristus sendiri dalam konsekrasi.
Setiap unsur  dalam perayaan ekaristi memiliki makna, bukan sekadar dibuat buat biar bagus. Semua ada maknanya masing-masing. Sebelum melangkah lebih jauh kita simak sejenak skema perayaan ekaristi.


3.    Kerangka Perayaan Ekaristi Kudus
1.     Persiapan
2.     Ritus Pembukaan :    
2.1 Perarakan masuk, Lagu Pembukaan
        Tanda Salib
        Salam
        Pengantar
        Tobat
        Tuhan Kasihanilah kami
        Madah Kemuliaan
        Doa Pembukaan
3.     Liturgi Sabda :         
3.1 Bacaan Pertama
                              3.2 Mazmur Tanggapan
                              3.3 Bacan Kedua
                              3.4 Bait Pengantar Injil
                              3.5 Bacaan Injil
                              3.6 Aklamasi sesudah Injil
                              3.7 Homili
                              3.8 Syahadat
                              3.9 Doa Umat
4.     Liturgi Ekaristi:      
                              4.1 Persembahan
a.     Persiapan persembahan
b.     Pengunjukkan Bahan Persembahan
c.     Doa Persiapan Persembahan
Doa syukur Agung
a.     Dialog Pembukaan
b.     Prefasi
c.     Kudus
d.     Doa Syukur Agung
e.     Doxologi
        Komuni
a.     Bapa Kami
b.     Embolisme
c.     Doa Damai
d.     Pemecahan hosti
e.     Persiapan komuni
f.      Penerimaan Tubuh (dan Darah) Krtistus
g.     Pembersihan Bejana
h.     Saat Hening
i.      Madah Pujian
j.      Doa sesudah Komuni
5.     Ritus Penutup :
                              4.1 Pengumuman
                                    4.2 Amanat Pengutusan
                                    4.3 Berkat
                                    4.4 Pengutusan
                                    4.5 Perarakan Keluar

      Demikian kerangka dasar Perayaan Ekaristi. Untuk selanjutnya kita akan mielihat makna setiap unsur  dalam perayaan Ekaristi.  


4.    makna setiap unsur  dalam perayaan Ekaristi. 
4.1 persiapan
  1. Mencelupkan tangan ke air dan membuat tanda salib
Saat kita masuk gereja kita mencelupkan tangan kita ke air,  ini mengingatkan kita akan pembaptisan kita, juga melambangkan pertobatan kita. Ini berhubungan dengan fungsi air yang membersihkan, yaitu membersihkan dari segala dosa yang kita lakukan. 
2.    Doa Sebelum Mengikuti Perayaan Ekaristi
Setelah duduk maka persiapkan hati untuk mengarah pada Yang Ilahi. Kita sejenak meninggalkan rutinitas hidup kita dan sejenak mempersiapkan diri untuk mengikuti Ekaristi. Kemudian nyatakan dalam doa.

4.2 ritus pembukaan
1.  Perarakan Masuk - Lagu Pembukaan
Lagu pembukaan memeriahkan upacara suci dan menciptakan suasana kebersamaan untuk mempersiapkan hati kita. Hal ini sesuai yang dikatakan St Agustinus : “ Bene cantat bis orat” artinya orang yang menyanyi dengan baik berdoa dua kali. Imam bersama diakon dan putra altar menuju altar, sambil diiringi nyanyian pembuka. Tujuan nyanyian tersebut adalah membuka misa, membina kesatuan umat yang berhimpun, mengantar masuk ke dalam misteri masa liturgi, atau pesata yang dirayakan. Setelah itu imam bersama diakon dan puitra altar menghormati sakramen mahakudus dalam tabernakel  dengan membungkuk kidmat, kemudian imam mencium altar sebagai tanda hormat. Imam bisa juga mendupai altar dan salib sesuai tingkat perayaan.





Ada beberapa makna dengan tanda salib ini:
  1. Ini adalah ungkapan iman bahwa peristiwa paling penting bagi keselamatan kita adalah “wafat dan kebangkitan Kristus”
  2. Menyatakan kerelaan memenggul salib kita masing-masing dan mengikuti jejak Kristus.

2. Tanda Salib








c.     Garis vertikal dari dahi ke dada adalah garis yang menyatukan yang di atas
dan yang di bawah, surga dan dunia. Garis Horisontal dari bahu kiri ke kanan menyatukan kita dengan sesama kita. Kita masih ingat dengan sabda Tuhan : “ Kasihilah Tuhan Alahmu dengan segenap hatimu dengan segenap akal budimu dan kasihilah sesamamu seperti kamu mengasihi dirimu sendiri.
d.     Sambil menandai diri dengan salib kita mengucapkan “ Atas nama Bapa dan Putra dan Roh kudus .“ Hal ini sesuai perintah Kristus “ Pergilah, jadikanlah semua bangsa muridku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus  (bdk Mat 28 : 19)
Selain itu menandakan bahwa kita masuk dalam keluarga Allah.

  1. Salam Pembukaan
Dalam teks asli :
I : Dominus Vobiscum
U: Et cum spiritu tuo, kemudian menurut TPE 2005 diterjemahkan
I : “ Tuhan Bersamamu “
U : “ Dan bersama rohmu”
Salam ini mengungkapkan bahwa imam dan umat bersama mengalami kehadiran Tuhan. Imam sebagai pemimpin memberikan salam kepada umat
Salam ini menggantikan salam
I: Tuhan beserta kita
U: Sekarang dan selama-lamanya 
pada teks misa sebelumnya karena tidak menerjemahkan vobis pada teks asli. 
Salam dengan menambahkan kata semoga justru mengungkapkan hanya sebuah harapan bukan sebuah realita kehadiran Allah yang dialami imam dan umat .

  1. Upacara Tobat
Dalam permandian kita dipersatukan dalam Kristus. Perbuatan kita yang tidak sesuai dengan kehendak Allah melemahkan persatuan kita dengan Kristus. Dengan bertobat, kita dengan kesadaran penuh mau pulang kembali kepadaNya. Dia seperti Bapa yang baik, dengan gembira hati menerima anak yang hilang. Sikap tobat yang diharapkan diungkapkan seperti pada perumpamaan tentang seorang Farisi dan pemungut cukai yang datang ke kenisah Allah. Orang Farisi itu menekankan bahwa dirinya tidak berbuat dosa berpuasa dan memperhatikan segala peraturan. Sedangkan pemungut cukai itu sama sekali tidak berani menatap ke atas, hanya memukul dadanya dan berseru : “ Ya Allah kasihanilah aku orang berdosa ini.”(Luk 18:13)  Dan Yesus berkata bahwa “Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak.”  Imam mengajak umat untuk hening agar masing-masing dapat menghayati rasa sesal dalam lubuk hati, setelah menyadari betapa banyak dosa kita. Seluruh umat menyatakan tobat dengan rumus pengakuan umum. Sesudah itu imam memberikan absolusi. Tetapi absolusi ini tidak memiliki kuasa pengampunan seperti absolusi dalam Sakramen Tobat. Pernyataan tobat disambung dengan seruan Tuhan kasihanilah kami(Kyrie). Manusia mohon belaskasihan Allah dan mengungkapkan sikap manusia yang miskin lemah,berdosa, maka mohon belaskasihan Allah.         

  1. Kemuliaan
Madah kemuliaan adalah madah yang sangat kuno. Plinius muda (tahun 112) seorang pegawai Romawi diTimur Tengah, dalam laporan yang dikirimkan kepada Kaisar Traian mengatakan bahwa orang-orang Kristiani berkumpul dan menyanyikan lagu dan madah kepada Kristus yang mereka akui sebagai Allah. Salah satu madah mereka adalah kemuliaan kepada Allah di surga. Madah ini dianggap mazmur tidak resmi, artinya bukan dari Kitab Suci walaupun isinnya mempunyai dasar biblis. Pada permulaan madah ini dipakai dalam Doa Brevir(Ibadah Harian)., kemudian dimasukkan dalam perayaan Ekaristi tetapi hanya perayaan ekaristi yang dipersembahkan Uskup. Lama kelamaan sampai sekarang madah ini dipakai dalam Perayaan Ekaristi pada hari Minggu, Pesta , atau hari raya.
Dalam madah ini kita kenangkan cintakasih Allah kepada manusia dan karena itu kita memujiNya. Kita bersyukur kepada Allah bukan karena suatu anugrahNya melainkan karena Allah sungguh pantas dimuliakan. Madah ini tidak bermaksud agar Allah dimuliakan, karena tanpa madah inipun Allah memang sudah mulia.
       
  1. Doa Pembukaan
Doa dapat dirumuskan sebagai percakapan jiwa manusia dengan Allah. Tetapi doa dalam ungkapanya yang tertinggi, yang paling masak adalah persatuan jiwa dengan Allah, bukan percakapan saja. Maka setelah madah Kemuliaan imam mengajak “ Marilah berdoa”. Doa singkat yang diucapkan oleh imam sesudah beberapa saat hening itu merupakan  “kolekta” (colligere:Latin) yang berarti mengumpulkan. Doa umat masing-masing seakan-akan dikumpulkan oleh imam dan ditutup secara agak umum. Tidak mungkin imam merumuskan permohonan masing-masing orang, isi hati mereka, kebutuhan atau kegelisahan mereka. Setiap orang harus berdoa secara pribadi. 

4.3           LITURGI SABDA
1.  Arti dan Tujuan liturgi sabda
Apa pentingnya liturgi sabda ?
    1. “Iman timbul dari pendengaran dan pendengaran oleh firman Tuhan” kata St Paulus (Rm 10:17). Pewartaan menimbulkan iman, tanpa iman orang tidak bisa berkenan kepada Alah (Ibr 11:6) 
    2. Hubungan Ibadat Sabda dengan Ibadat Ekaristi diungkapkan dengan istilah misteri dua meja. Yang satu adalah meja altar dan yang satu meja Hukum Allah, Sabda Allah.
Dalam Konstitusi ‘Dei Verbum’ dikatakan: ” Gereja selalu menghargai sabda Allah sama seperti Tubuh Kristus. Dan dalam liturgi Gereja tak henti-hentinya mengambil dan memberikan kepada umat beriman roti kehidupan, baik dari meja sabda maupun dari meja Tubuh Kristus.”  Kedua meja itu adalah “Roti kehidupan”. Diantara ekaristi dan Sabda Allah tidak ada pertentangan, sebaliknya keduanya saling membutuhkan dan melengkapi. Dan keduanya menuju pada kehidupan.  
    1. Dalam liturgi sabda Ia tidak hanya hadir tetapi mulai berbicara kepada kita.

Arti liturgi sabda menjadi lebih jelas lagi pada apa yang berlangsung selanjutnya. Kristus sendiri mengumpulkan kita di gereja. Sabda Kristus menuntut agar kita dalam bagian misa yang berikutnya mengambil sikap yang semestinya, bukan terhadap sabda Allah tetapi terhadap fakta yang terjadi di altar.

2.  Susunan Bacaan
    1. Bacaan pertama diambil dari Perjanjian Lama
    2. Bacaan kedua dari surat-surat para rasul.
    3. Bacaan ketiga adalah Injil
    4. Bacaan hari Minggu disusun dalam lingkaran tiga tahun sehingga semua orang yang mengikuti Misa Kudus hanya pada hari Minggu dapat mendengarkan  hampir seluruh Kitab suci.
    5. Masa Adven-Natal- Penampakan (Epifania)
Bacaan dari Kitab PL dan nabi-nabi mengenai Al-Masih, kedatangan Kristus serta kewajiban berjaga-jaga, perlunya tobat. Kristus sudah datang dan melaksanakan kehendakNya untuk menggenapkan sejarah keselamatan, tetapi masih akan datang lagi yang kedua kalinya. Kita nantikan kedatangannya dengan penuh iman, harapan, bejaga-jaga dan bertobat.
    1. Masa Prapaska
Tema pokok masa prapaska adalah sejarah keselamatan, tobat, dan misteri Paska. Dalam bacaan pertama (PL) diungkapkan tahap-tahap keselamatan spt dari
Ø  Kitab Kejadian: peciptaan-firdaaus-dosa-panggilanAbraham.  
Ø  Kitab Keluaran: perbudakan di Mesir, Paska pertama, pembebasan, penyeberangan Laut Merah, perjanjian di sinai, Mana di padang gurun
Prapaska bukan masa puasa melulu tetapi masa tobat, sekolah iman, dan tingkah laku yang luhur.
    1. Masa Paska
Semua bacaan berpusat pada misteri kebangkitan Kristus.
    1. Bacaan keempat Injil dibagi dalam 3 tahun, tahun A,B,C.
Tahun A - dibacakan Injil Matius
Tahun B - dibacakan Injil Markus dan Yohanes
Tahun C - dibacakan Injil Lukas




3. Sikap Tubuh
a.      Sebagai tanda hormat terhadap Kristus umat berdiri waktu mendengarkan bacaan Injil
b.      Dahi,bibir dan dada ditandai dengan tanda salib pada saat pembukaan pembacaan Injil. Hal ini menyatakan bahwa ia bersedia menerima sabda Kristus, dengan akal budi, mewartakannya dengan mulut, dan menyimpan dan merenungkannya dalam hati.

4.   Mazmur Tanggapan
Sabda Allah menuntut perhatian dan konsentrasi cukup besar. Mazmur Tanggapan antara lain bermaksud memberi rasa rileks untuk menyegarkan pikiran untuk bacaan selanjutnya.

5.   Bait Pengantar Injil
Dengan aklamasi ini umat beriman menyambut dan menyapa Tuhan yang siap bersabda kepada mwreka dalam Injil, dan sekaligus menyatakan iman. Seluruh umat berdiri dan melagukan bait pengantar injil dipandu oleh paduan suara atau solis. Di luar masa prapaska dilagukan aleluya. Dalam masa prapaska dilagukan bait pengantar Injil tanpa Alleluya.

6.  HOMILI
Kitab suci adalah sabda Allah yang hidup, tetapinseringkali sulit bagi orang untuk menemukan arti dan manfaat Sabda allah itu bagi manusia sekarang. Maka untuk menemukan hubungan sabda Allah dengan hidup konkret sehari-hari perlu  keterangan yang disebut homili. Keterangan tidak sama dengan homili. Kewterangan bersifat mendidik, menjelaskan, menolong dalam memahami isi bacaan. Homili bertitik tolak dari teks dan bermaksud meresapkannya dan menerapkannya ke dalam hidup. Keterangan menjelaskan teks; homili menerapkannya.
Dalam homili tidak perlu ada sintesa dari ketiga bacaan. Homili bertitik tolak dari sabda Allah dan dari kenyataan hidup sehari-hari. Seorang imam diresapi sabda Allah bila ia mempelajari kitab suci dengan studi, doa dan meditasi, jika hatinya diresapi cinta kasih kepada allah, dan kepada umat maka homilinya akan menjadi sungguh sabda Allah, sabda yang hidup, yang bertujuan mengubah umat Allah menjadi umat yang suci.

7.   Aku Percaya
Syahdat “Aku percaya “ bukan sekedar hanya suatu daftar kebenaran-kebenaran atau semacam ringkasan teologi. “ aku percaya” merupakan ringkasan seluruh sejarah suci, mulai dari penciptaan, Penjelmaan, Kebangkitan, Kedatangan Roh Kudus, misteri Gereja, sakramen-sakramen, sampai ke hidup kelkal. Suatu kenangan akan seluruh sejarah dan tata keselamatan. Maka syahadat perlu diucapkan pelan-pelan. Baik kalau kita ingat bahwa hampir setiap kata dari syahadat ditandai dengan darah para martir.
“Aku Percaya” yang diucapkan di gereja pada waktu misa adalah pernyataan iman Gereja, bukan perorangan saja. Gereja adalah tubuh mistik Kristus, justru karena itu iman Gereja tidak bisa digoncangkan. Kristus telah berkata “ Aku telah berdoa bagimu, supaya kepercayaanmu jangan runtuh…..dan engkau. Teguhkanlah sekalian saudaramu. (Luk 22:32). Apalagi kristus pernah bejanji : “ Aku besertamu selalu sampai akhir zaman.”
“Aku percaya” juga merupakan jawaban manusia atas sabda Allah. Jawaban kita yang langsung atas ssabda allah yang kita dengar terletak dalam pengakuan iman dalam hati yang bersedia menerima kehendak Allah.   Sebelum seseorang mengungkapkan pengakuan iman dengan bibir, harus dulu ia merumuskannya di dalam hati.

8.   Doa Umat
Dalam menyusun doa umat perlu diperhatikan bahwa kita adalah umat , bukan seorang diri, maka  doa umat harus bercorak umum.
Semua permohonan dapat diringkas menjadi 4 kelompok:
1)    untuk umat manusia seuruhnya
2)    untuk umat paroki
3)    untuk pemerintahan, perdamaian dan kesejahteraaan bangsa
4)    untuk yang menderita.

4.4           LITURGI EKARISTI
Dalam perjamuan malam terakhir Kristus menetapkan kurban dan perjamuan Paskah yang terus-menerus menghadirkan kurban salib dalam Gereja. Hal ini terjadi setiap kali imam atas nama Kristus Tuhan melakukan perayaan yang samaseperti yang dilakukan Tuhan sendiri dan Dia wariskan kepada murid-muridNya sebagai kenangan akan Dia.
Oleh karena itu Liturgi Ekaristi disusun oleh Gereja sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kata-kata dan tindakan Kristus saat perjamuan terakhir.


1.    Persiapan Persembahan
Umat membawa pemberian-pemberian ke altar bagi Dia yang telah menyerahkan diriNya sendiri bagi kita. Kita memberi “kado” kepada Kristus sebab kita diberi lebih dulu rahmat. Rahmat ini yang memampukan kita mempersembahkan diatas altar hosti yang dibuat dari roti, lambang kerja dan usaha tangan serta akal manusia.
Di Gereja purba sesudah homili umat mulai menjadi ramai. Para diakon dengan keranjang mulai berjalan di tengah umatdan mengumpu;lkan roti, anggur, pakaian, makanan dan apa sajayang dibawa umat ke gereja. Sesudah perayaan ekaristi semua barang dibagikan kepada orang miskin, janda, yatim piatu. Supaya selama barang-barang itu dikumpulkan suasana di gereja rtidak terlalu ramai maka umat menyanyikan mazmur atau lagu rohani yang sesuai.
Unstuck pelaksanaan kurban maka langkah pertama secara umum disebut persembahan. Istilah ini ini kurang tepat karena kata persembahan langsung memberi kesan bahwa “inilah kurban”, seakan akan kurban Misa terlaksana saat itu. Padahal upacara yang berlangsung sekarang hanyalah “persiapan Liturgi Ekaristi”. Dalam Perayaan Ekaristi kita persembahkan Tubuh dan Darah Kristus, bukan roti dan anggu. Roti dan anggur baru dipersiapkan untuk konsekrasi.
Roti dan anggurdisiapkan di altar oleh imam sambil mengucapkan rumus-rumus yang ditetukan. Imam dapat mendupai bahan persembahan yang telah disiapkan, kemudian salib dan altar. Pendupaan ini melambangkan persembahan dan doa Gereja yang naik ke hadirat Allah seperti kepulan asap dupa. Imam dan umat dapat pula didupai oleh putra altar karena imam adalah pelayan kudusdan umat karena martabat luhur yang mereka peroleh lewat pembaptisan. Kemudian imam membasuh tangannnya di sisi altar. Ritus ini melambangkan bahwa ia memnginginkan hati yang bersih.
Bila bahan persembahan sudah siap ditata di atas altar, maka imam mengundang jemaat berdoa. Kemudian diakhiri imam dengan doa persiapan persembahan yang mengantar pada Doa syukur agung.
      
2.    Tentang Roti dan Anggur
Gereja Katolok Roma memakai roti tak beragi dalam Ekaristi sebab Kristus mengadakan Sakramen Maha Kudus di tengan perjamuan Paska. Taurat menuntut agar perjamuan Paska diadakan hanya dengan roti tak beragi, sebagai peringatan keluarnya Israel dari Mesirsecara mendadak. Waktu itu tidak ada kesempatan untuk meragikan adonan dan membuat roti biasa. Kristus taat pada aturan itu.
Maka Gereja Katolik Roma memakai juga Roti tanpa ragi sebab nEkaristi sebagaimana dikehendaki Kristus sendiri sebagai peringatan akan Dia. Roti yang dipakai Gereja Katolik Roma mempunyai bentuk khas kecil, tipis, bundar. Roti itu disebut hosti . Pemakaian roti ini didorong oleh alasan praktis saja.
Anggur di Palestina merupakan minuman minuman biasa sperti the di sini. Gereja menganggap penting perayaan Ekaristi sehingga tetap menggunakan bahan yang sama yang dipakai Yesus.
Sedangkan percampuran antara air dan anggur itu memilki makna
Anggur minuman luhur melambangkan keAllahan dan air sebagai
minuman biasa melambangkan kemanusiaan. Anggur dan air yang tercampur menjadi satu tak terpisahkan lagi, demikian pula dalam diri Kristus keallahan dan kemanusiaan menjadi satu melalui penjelmaan Putera Allah. 

3.    Doa Syukur Agung
Doa Ekaristi atau Kanon Misa atau Doa syukur Agung atau Anafora, merupakan bagian sentral Perayaan Ekaristi. Doa ini mengungkapkan dan menghadirkan seluruh isi misa, sekaligus dengan kata-kata meringkaskan dan menyampaikan kepada umat semua yang terjadi di altar. Doa Syukur Agung secara sakramental menghadirkan misteri Paska Kristus, Misteri wafat dan kebangkitan-Nya.
Unstuck menyentuh kemenangan Kristus dan mengambilnya serta meresapkannya dalam hati masing-masing perlu iman . Dari iman kita masing-masing tergantung apakah kita bisa menerobos, menembus tembok upacara dan kata-kata Doa syukur agung , apakah kita bisa sampai pada inti misa atau kita hanya menghadiri misa , lain tidak Seluruh katekese, kotbah harus membantu umat mendalami dan menghidupkan imannya. 
Imam membuka Doa Syukur Agung dengan dialog pembuka . Salah satu dialog tersebut adalah sebagai berikut
I : Tuhan bersamamu
U : Dan bersama rohmu
I : Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan
U : Sudah kami arahkan
I : Marilah bersyukur kepada Tuhan Allah kita
U : Sudah layak dan sepantasnya
Dialog singkat tersebut mengandung tiga kebenaran yang penting ;
1.     Allah sunggu
2.     h hadir di tengah-tengah kita
3.     Perlu meningkatkan kesadaran dan sikap berjaga-jaga sebab dimana ada Kristus di siti ada surga.
4.     Kita wajib bersyukur selalu kepada Allah
Tangan imam yang terangkat seakan-akan mengundang : Ayo berdirtilahsebab sekarang kita masuk pada lingkaran Allah. Maka sadarilah hal itu. Melalui Kristus Allah keluar dari alam bakaNya untuk bertemu dengan kita manusia. Sebentar lagi kita akan dapat menjamah Tuhan seperti dulu orang-orang di jalan Palestina menjamah-Nya
Setelah dialog dilanjutkan dengan prefasi . Prefasi membawa kita ke dalam suasana iklim misteri. Pertama-tama melalui aklamasi yang berbentuk seperti di ats. Prefasi sepenuhnya Kristologis, mengungkapkan misi perutusan Putera Allah yang menjelma menjadi manusia dalam realisasi rencana keselamatan. Prefasi mempunyai suatu tujuan : menimbulkan di dalam hati umat motivasi sebelum konsekrasi agar iman masing-masing umat sungguh hidup pada saat yang paling penting itu. 
Prefsi adalah bagian awal Doa syukur Agung yang dititip dengan Kudus, kudus kudus,…… Doa ini masuk pada kanon misa baru sekitar abad ke 4. Teks doa kudus kudus kudus… ini diambil dari Kitab Nabi Yesaya (Yes 6 : 3)
Kudus mengungkapkan sifat Allah. Allah itu kudus lain dari segala sesuatu yang kita kenal di dunia, memiliki kepenuhan hidup, kebaikan dan kesempurnaan.

4.    Doa Syukur agung sebagai Epiklesis
Langsung sesudah Kudus-Kudus mulailah bagian tersuci Perayaan Ekaristi. Bagian ini sangat singkat sehingga sering tidak ada waktu untuk menyadari rahasia yang terlaksana di dalamnya. Dan sebenarnya tak ada orang yang dapat mengatakan bahwa ia memahami sama sekali. Apa yang kita lakukan saat sentral Misa Kudus itu hanya daopat dimengertui dalam konteks dan dalam kontak dengan apa yang diperbuat Kristus dua ribu tahun yang lalu.
Dalam setiap Perayaan ekaristi pada saat konsekrasi, waktu imam mengulangi kataw–kata Kristus, Allah sendiri turun tangan berintervensi secara paling intensif. Intervensi itu terlaksana oleh Roh Kudus. Imam memohon agar Roh Kudus turun tangan dan mengubah roti anggur menjadi tubuh dan darah Kristus. Dalam doia yang disebut epiklesis.
   
5.    Misteri Konsekrasi dan Dasar Alkitabiahnya
Dalam Sakramen Ekaristi, Roti & anggur yang dikonsekrasikan oleh imam berubah menjadi Tubuh & Darah Kristus lalu kemudian pada saat komuni kita menyambutnya dengan Hormat sekali, Pada hari kamis Putih sakramen di Tahtakan kemudian diarak. hal ini adalah suatu hal yang tidak akan diragukan kebenarannya oleh Gereja Katolik karena Roti & anggur yang dikonsekrasikan oleh imam berubah menjadi Tubuh & Darah Kristus paham ini mempunyai dasar alkitabiah yang sangat kuat sekali misalnya dalam:
1.Injil Matius bab 26:26-29 dimana pada saat merayakan perjamuan terakhir Yesus berkata "AMBILLAH, MAKANLAH, INILAH TUBUH-KU" & "MINUMLAH, KAMU SEMUA DARI CAWAN INI. SEBAB INILAH DARAHKU..." dari ayat ini dapat disimpulkan bahwa Roti & anggur itu benar-benar Tubuh & Darah Yesus, karena dalam perikop tersebut Yesus tidak berkata "makanlah, umpamakan ini Tubuh-Ku" Tetapi Yesus berkata "INILAH TUBUH-KU".
2.Injil Lukas 22:14:23, Lukas menekankan Perkataan Yesus "Perbuatlah ini menjadi Peringatan Akan Aku".
3.Injil Yohanes 6:25-59, Yesus menyatakan "Daging-ku adalah Benar-Benar Makanan & Darah-ku adalah Benar-Benar Minuman", Yesus Juga menyatakan bahwa Ekaristi adalah jaminan Kehidupan Kekal "Barangsiapa makan Daging-Ku & Minum Darah-Ku, ia mempunyai Hidup yang Kekal & Aku akan Membangkitkan dia pada akhir Zaman", Yesus juga menyatakan Bahwa dengan ekaristi Kita bersatu dengan Yesus "Barangsiapa Makan daging-Ku & Minum Darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku & Aku di dalam dia" Yesus menyatakan hal ini bukan sebagai bahasa simbol / lambang tetapi yang sebenarnya sehingga orang yahudi berkata "perkataan ini sangat keras siapakah yang sanggup mendengarkannya" ini menunjukkan Yesus berkata bukan dengan bahasa lambang (nb: Orang Yahudi tidak bisa menerima Kanibalisme) 1. Saudara kita dari Gereja Protestan mengatakan Yesus sebenarnya bicara dengan bahasa lambang buktinya "Rohlah yang memberi hidup daging sama sekali tidak berguna perkataan-perkataan yang kukatakan kepadamu adalah Roh yang Hidup" (Yohanes 6:63) bila diteliti lebih lanjut Yesus berbicara "daging-Ku" ketika ia berbicara tentang Ekaristi sedangkan pada Yohanes 6:63 Yesus hanya berkata "daging" dan kata-kata terakhir Yesus dalam ayat ini "perkataan-perkataan yang kukatakan kepadamu adalah Roh yang Hidup" Yesus dalam hal ini tidak membicarakan Ekaristi lagi tetapi membicarakan tentang murid-murid yang mengundurkan diri itu.
4.Surat Paulus yg 1 kepada Jemaat di Korintus 11:17-33, Rasul Paulus dalam suratnya menekankan Kesakralan Ekaristi "Barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan Roti atau minum cawan Tuhan ia berdosa terhadap Tubuh & Darah Tuhan" dan secara langsung juga menekankan bahwa Roti & Anggur yang telah diberkati (Dikonsekrasikan) benar-benar berubah menjadi TUBUH & DARAH TUHAN YESUS sendiri.
Seringkali ini menimbulkan pertanyaan dan dipertentangkan dengan kemahahadiran Tuhan. Dalam hal ini kita harus membedakan antara 'kehadiran spiritual' dan 'kehadiran nyata'. Memang benar Tuhan hadir di mana-mana dalam setiap jiwa yang berada dalam keadaan rahmat, ini adalah 'kehadiran spiritual'. Sedangkan dalam hosti yang telah dikonsekrasi, kehadiran Tuhan bersifat unik, dan khusus, hal ini dikenal sebagai 'Kehadiran Nyata' (Real Presence) dengan demikian kita perlu menunjukkan penghormatan yang khusus, karena Tuhan sendiri telah menunjukkan kehadiran-Nya secara khusus.
Dalam perjalanan sejarah Gereja Katolik, hal ini bukan tidak menimbulkan perdebatan. Misalnya saja pada jaman reformasi, Luther melihat peristiwa ini sebagai co-substansi dimana Tubuh dan Darah Kristus ada bersama dengan roti dan anggur. Bahkan Calvin lebih jauh lagi melihat hosti sekedar simbol/perlambang kehadiran Kristus saja dan bukan kehadiran Kristus yang aktual sehingga seseorang yang menerimanya hanya diartikan menerima Kristus secara spiritual. Pandangan ini di tolak secara tegas oleh Gereja Katolik pada Konsili Trente.Dalam pandangan Gereja Katolik, roti maupun anggur berubah sepenuhnya menjadi Yesus Kristus secara keseluruhan, baik Tubuh, Darah, Jiwa, dan Keallahan-Nya. Dengan demikian seseorang yang menerima hosti berarti menerima Yesus Kristus secara keseluruhan. Perubahan ini adalah perubahan yang benar-benar terjadi secara aktual, dengan demikian baik di mata orang Katolik maupun bukan, roti dan anggur tersebut tetap merupakan Tubuh dan Darah Kristus.
Kehadiran Kristus tetap ada sepanjang bentuk roti dan anggur masih tetap ada. Ketika hosti yang telah dikonsekrasi ditelan ataupun larut dalam air maka itu bukan lagi Tubuh dan Darah Kristus. Jadi Tuhan Yesus dalam hosti tetap hadir pada diri penerima komuni selama hosti tersebut belum larut/ditelan sehingga ia harus menghormati kehadiran Kristus secara khusus selama masa itu.

6.    Amnanesis
Dalam bagaian ini Gereja memenuhi amanat Kriatus yang disampaikan melalui para rasul “Lakukanlah ini untuk mengenangkan Daku” Maka Gereja mengenangkan Kristus terutama sengsaraNya yanmg menyelamatkan, kebangkitannya yang mulia dan kedatanganNya kembali yang kita rindukan.

7.    Permohonan
Dalam permohonan=permohonan ini tampak nyata bahwa ekaristi dirayakan dalam persekutuan dengan seluruh Gereja baik yang ada di surga maupun yang bumi, dan kurban Kristus diadakan demi kesejahteraan manusia baik yang hidup maupun yang sudah mati.

8.    Doksologi Penutup
Dalam doksologi diungkapkan pujian kepada allahyang dikukuhkan dan ditutup oleh jemaat dengan aklamasi “Amin”.

9.    Bapa Kami
Semua yang berlangsung sesudah Doa Syukur Agung merupakan persiapan Komuni. Persiapan langsung yang dimaksud adalah keterlibatan umat dalam doa Bapa Kami. Doa Bapa Kami nampak meringkaskan semua permohonan, refleksi, gagasan pokok Doa Syukur Agung , yang baru saja diakhiri dengan Doksologi. Pertama-tama doa ini mengingatkan kehadiran Allah. Dalam doa ini juga umat beriman memohon rejeki sehari-hari terutama roti ekaristi. Umat juga mohon pengampunan dosa supauya anugrah kusus itu diberikan kepada umat yang kudus. Imam mengajak seluruh umat berdoa. Kemudian imam sendirian mengucapkan embolisme, yang diakhiri umat denganm doksologi “ Sebab Tuhanlah raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.

10.   Ritus  Damai
Pada bagian ini Gereja memohon damai dan kesatuan bagi Gereja sendiri dan   
bagi seluruh umat manusia, sedangkan umat beriman menyatakan persekutuan 
jemaat dan jemaat dan cinta kasih satu sama lain sebelum dipersatukan dalam
Tubuh Kristus. Kemudian umat memberikan salam damai dengan orang-orang
disekitarnya.

11.   Pemecahan Roti
Imam memecah-mecah  roti Ekaristi. Karena tata gerak kristus dalam malam perjamuan terakhir ini pada jaman para rasul seluruh perayaan Ekaristi disebut pemecahan roti. Pemecahan roti menandakan bahwa umat beriman yang banytak itu menjadi satu karena menyambut komuni dari roti yang satu yakni Kristus sendiri. Sementara imam memecah-mecah roti dan m,emasukkan sepotong kecil ke anggur, dilagukan anak domba allah.
 
12.  Komuni
Imam menyiapkan diri dengan berdoa dalam hati supaya Tubuh dan Darah Kristus yang ia sambut membawa buah bagi hidup dan pelayanannya. Hal yang sam dilakukan umat. Kemudia imam memegang hosti di ataqs patena atau piala memperlihatkan kepada umat serta mengundang mereka untuk ikut makan dalam perjamuan Kristus. Kemudia imam dan umat mengungkapkan ketidakpantasannya dengan kata-kata yang dikutip dari Injil.
Arti dan tujuan terdalam komuni adalah agar kita meniru hidup Yesus, mengikuti jalan salibNya dan karena jasa-jasa wafatNya kita dapat mengambil bagian dalam kebangkitanNya.
Sesudah menerima tubuh Kristus imam dan umat berdoa sejenak dalam keheningan. Maka lagu komuni tidak perlu terburu-buru dinyanyikan dan jangan terlampau banyak dan panjang. Kesempatan hening dan doa pribadi sangan t ditekankan setelah penerimaam.
 
4.5      RITUS PENUTUP
Ritus penutup terdiri atas
1.     Doa sesudah komuni
Dalam doa ini imam mohon agar misteri yang sudah dirayakan itu menghasilkan buah.
2.     Pengumuman
Pengumuman diartikan sebagai pembagian tugas ini mengingatkan kita akan tugas perutusan kita setelah kita menerima sakramen penguatan.Dalam sakramen itu kita terima rahmat dan bantuan khuisus untuk berkarya dan berjuang sebagai murid Kristus. Tampak jelas hubungan liturgi dengan kehidupan sehari-hari.
3.     Salam dan berkat pengutusan
Setelah pengumuman selesai imam memberi salam kepada umat “Tuhan sertamu”. Salam ini merupakan salam perpisahan umat dengan tempat suici. Melalui lkuirban Kristus yang secara sakramental diperbaharui di altar, rahmat allah masuk dalam proibadi masing-masing.
Salam ini mengingatkan kenyataan sampai akhir jaman kita akan berjalan bersama-sama dengan Kristus.
Kemudian imam memberi berkat . Hal ini mengingatkan ciri sakramental Perayaan Ekaristi Kristuslah yang memberkati umatnya melalui imam.
Kemudia imam memberi tugas perutusan “ Pergilah kamu diutus!”. Sebagai umat uyang dari altar menerima berkat diutus untuk memperpanjang Ekaristi dalam hidup, untuk menjadikan Ekaristi hoidup Ekaristi sekarang harus direalisasikan di luar gedung gereja. Dalam kesetiaan kepada Kristus dan kehendakNya. Persatuan dengan Kristus tidak boleh hanya dicapai hanya pada waktu perayaan Ekaristi, tetapi harus dilanjutkan ke seluruh kehidupan kristiani. Sehingga hidup sehari sebagai pernyataan syukur di bawah bimbingan Roh Kudus.
 

5      PENUTUP
      Setelah menyadari dan mengerti makna tiap unsur  dari perayaan Ekaristi, kita pun diajak untuk menjalani kehidupan Ekaristi tersebut. Bagaimana kita dapat menjalani kehidupan Ekaristi? Kehidupan Ekaristi adalah suatu bentuk kehidupan yang dipenuhi oleh rasa syukur kepada Tuhan serta dimana kita percayakan segenap hidup kita kepada-Nya, yang memberi dan yang akan mengambilnya nanti.
      Di dalam suatu kehidupan Ekaristi sangat penting adanya kepercayaan yang luar biasa akan kehadiran Yesus Kristus yang telah bangkit dari maut dalam bentuk roti dan anggur yang kita nikmati setiap kita merayakan perayaan Ekaristi. Sangat penting pula disadari bahwa setiap merayakan Ekaristi, kita berjumpa dengan Tuhan, kita menerima Dia, serta kita percaya dan beriman kepadanya dengan semangat perutusan yang tinggi untuk senantiasa mewartakan Injil keselamatan-Nya kepada sesama kita.


DAFTAR PUSTAKA


  1. Alkitab
  2. Lukasik A SCJ Memahami Perayaan Ekaristi, , Kanisius
  3. Pedoman Umum Misale Romawi
  4. Martasujito, Pr,  Mencintai Ekaristi, , Kanisius
  5. Makalah Makalah Seminar Ekaristi TPE 2005
  6. Katekismus Gereja Katolik
  7. Konkordansi Alkitab
  8. Kitab Hukum Kanonik Gereja Katolik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar